MITOS SEPUTAR KESEHATAN - SMK INSAN MULIA YOGYAKARTA

SMK INSAN MULIA YOGYAKARTA

Cerdas, Kreatif, dan Bertaqwa

Kamis, 14 September 2017

MITOS SEPUTAR KESEHATAN



Hoax..., sepertinya saat ini menjadi teror bagi masyarakat Indonesia, khususnya dunia komunikasi sosial digital alias Medsos. Entah apa tujuannya, tapi ketidakbenaran informasi yang diberikan, sungguh menyebabkan kekacauan di masyarakat, mulai dari perpecahan, gangguan keamanan, dan gangguan sosial. Maka sudah waktunya bagi kita sekarang ini untuk bersama-sama memberantas  hoax dan mengibarkan perang bagi persebaran hoax yang pastinya meresahkan.
Setali tiga uang dengan hoax, mitos juga merupakan hal yang perlu juga untuk dihapuskan dari masyarakat, terutama mitos-mitos yang menghambat perkembangan masyarakat. Mitos, menurut William Robertson Smith, muncul untuk menjelaskan ritual. Sedangkan menurut Smith, orang-orang mulai melaksanakan suatu ritual untuk alasan tertentu yang tidak ada hubungannya dengan mitos; kemudian, setelah mereka melupakan alasan sebenarnya mengenai pelaksanaan ritual tersebut, mereka mencoba melestarikan ritual tersebut dengan menciptakan suatu mitos dan mengklaim bahwa ritual tersebut dilaksanakan untuk mengenang kejadian yang diceritakan dalam mitos. Jadi secara sederhana, sangat sulit untuk menyatakan mitos itu benar adanya sesuai kenyataan.
Mitos di bidang kesehatan, juga banyak dikenal di Indonesia, dan uniknya, mitos tersebut hampir tidak bisa didapatkan kebenarannya. Oleh penulis saat ini, setidaknya ada 6 mitos kesehatan di masyarakat yang belum bisa didapatkan kebenarannya. Berikut sedikit ulasannya ;
1.    Harus memakai pakaian tebal/selimut ketika demam
Mitos ini tidak sepenuhnya benar, karena faktanya pakaian tebal/selimut akan menaikkan suhu tubuh. Suhu yang sangat tinggi (390 atau lebih) pada anak-anak bisa menyebabkan kejang-kejang. Disarankan untuk mengenakan pakaian yang biasa saja, walaupun tubuh terasa dingin.
2.    Mandi malam hari menyebabkan reumatik
Kalau kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan memerlukan mandi untuk kebersihan, tidak ada masalah meskipun mandi malam. Tetapi untuk penderita reumatik, dianjurkan mandi dengan air hangat. Jadi, mitos ini perlu direvisi, bahwa bukan mandi malam menyebabkan reumatik, tetapi penderita reumatik perlu berhati-hati mandi malam.
3.    Penderita campak atau cacar air tidak boleh mandi
Mitos ini sangat  bertentangan dengan prinsip medis. Oleh medis, penderita penyakit campak atau cacar air dengan kelainan pada kulit menyeluruh, justru harus menjaga kebersihan kulit dengan mandi lebih sering agar perluasan penyakit dapat dicegah.
4.    Sakit demam tidak boleh mandi
Mandi ketika demam, secara medis dapat menurunkan suhu tubuh yang sedang meningkat. Tetapi, kalau demam disertai dengan rasa menggigil, mandi dengan air hangat akan lebih baik atau kompres dengan air hangat.
5.    Angin duduk harus dikerok atau dipijat
Apabila menderita angin duduk, jangan dipijat atau dikerok. Kejadian orang yang meninggal ketika dipijat, menunjukkan betapa penanganan yang salah dapat berakibat fatal. Hal yang sebenarnya harus dilakukan adalah pemberian oksigen dan obat serta tindakan diagnostik khusus. Ini mungkin merupakan gejala awal serangan jantung berat akibat sumbatan darah keseluruhan tubuh.
6.    Masuk angin harus dikerok
Kerokan ternyata bukan pertanda anginnya keluar, melainkan pecahnya pembuluh darah kapiler tepi yang berada di kulit. Tidak mengherankan jika beberapa waktu setelah kerokan, gejala-gejala masuk angin akan kembali terjadi. Kerokan akan menimbulkan rasa sakit, tapi karena sudah ada rasa sakit atau pegal otot, maka dengan rangsangan sakit yang baru akan menimbulkan rasa seolah-olah rasa sakit pertama berkurang alias terlupakan.

LATAR BELAKANG

SMK merupakan sekolah pilihan favorit yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat luas. Pandangan pesimisme bahwa SM...