Kunjungan ke RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat, Lawang, Jawa Timur - SMK INSAN MULIA YOGYAKARTA

SMK INSAN MULIA YOGYAKARTA

Cerdas, Kreatif, dan Bertaqwa

Senin, 20 November 2017

Kunjungan ke RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat, Lawang, Jawa Timur

kunjungan kali ini di awali dengan brieffng dan pengarahan yang disampaikan oleh staff RSJ. Radjiman wediodiningrat.








Dalam brieffing tersebut siswa-siswi SMK INSAN MULIA mendapatkan ulasan tentang berbagai macam hal yang berkaitan dengan RSJ Radjiman Wediodiningrat.
salah satunya adalah mengenai sejarah berdirinya RSJ Radjiman Wediodiningrat.


Sejarah berdirinya RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Rumah Sakit Jiwa Lawang dibuka secara resmi pada tanggal 23 Juni 1902. Pengerjaan mendirikan rumah sakit ini dimulai tahun 1884 berdasarkan Surat Keputusan Kerajaan Belanda tertanggal 20 Desember 1865 No.100. Sebelum Rumah Sakit Jiwa Lawang dibuka, perawatan pasien mental diserahkan kepada Dinas kesehatan Tentara (Militaire Gezondheids Dienst).

Dalam rangka memperlancar penyaluran pasien ke masyarakat Hulshoff Pol mengajukan rencana perluasan Rumah Sakit Jiwa kepada Departemen Van Onderwijs en Eeredienst. Dimana pada tahun 1909 jumlah pasien mencapai 1.171 dan usaha-usaha perluasan rumah sakit untuk dapat menampung pasien amat mendesak. Pada waktu itu beratus-ratus pasien mental masih dititipkan di beberapa penjara sebelum dikirim ke rumah sakit jiwa. Dalam kurun waktu 1905 - 1906 tercatat salah seorang dokter Indonesia pertama yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Lawang adalah Dr. KRT. Radjiman Wediodiningrat, yang bersama-sama Dr. Soetomo melancarkan pergerakan bangsa pertama yaitu Boedi Oetomo. Pada saat itu Dr. KRT. Radjiman Wediodiningrat telah mengembangkan pendekatan terapi alternatif dengan pendekatan “ Rassen Psychologie “

Usaha perluasan mendapat ijin, dengan pembangunan anex. Rumah Sakit Jiwa Lawang di desa Suko, terletak lebih kurang 1 km ke arah timur di lereng kaki pegunungan Bromo ( Tengger ).

Antara tahun 1929 – 1935 kedua RSJ tersebut, Rumah Sakit Jiwa Lawang dan RSJ - anex Suko ditangani oleh 7 orang dokter dan seorang profesor wanita, dengan kapasitas tempat tidur masing-masing 1.200 tempat tidur. Pada waktu itu RSJ.Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang dikembangkan menjadi pusat penelitian otak. Tahun 1940 jumlah pasien mencapai 3.400 dan pada tahun 1941 meningkat menjadi 4.200 oleh karena harus menampung pengungsian pasien dari koloni di Jawa Timur. Usaha pengadaan fasilitas rumah sakit dan rumah perawatan (Doorganghuizen) merupakan suatu perkembangan yang penting dalam dunia psikiatri. Untuk meningkatkan pelayanan perawatan pasien di Rumah Sakit Jiwa Lawang, pada waktu itu mulai diadakan kegiatan terapi kerja dan bermacam-macam persiapan untuk usaha hiburan.

Dalam upaya memperlancar penyaluran pasien mental ke masyarakat, sejak tahun 1926 Rumah Sakit Jiwa Lawang mengantarkan kembali pasien yang sudah tenang ke desanya. Disusul dengan konsep Doorganghuizen yang diajukan oleh Travaglino. Bagi pasien yang mengalami defek/kronis dan sudah tenang, ditampung pada koloni pertanian ( Werkenrichtingen ).

Dalam kurun waktu 1942 - 1945, Rumah Sakit Jiwa Lawang mengalami penurunan pelayanan, karena kurangnya sarana perawatan dan adanya penyakit menular, jumlah pasien menurun sampai 800 orang. Tahun 1947 jumlah pasien : 1.200 orang, gabungan antara anex Suko dan Rumah Sakit Jiwa Lawang. Pada tahun 1950-1966 Rumah Sakit Jiwa Lawang menerima pengungsian pasien dari RSJ Pulau Laut (Kalimantan Selatan) sebanyak 120 pasien dan 40 orang pegawai.

Dalam kurun waktu 1966 sampai dengan sekarang, mulai terjadi beberapa pengembangan pengobatan dan perawatan pasien gangguan jiwa baik pada Unit Rawat Inap, maupun Rawat Jalan dan Keswamas. Pengembangan unit penunjang medik berupa pemeriksaan laboratorium(drug monitoring), radio diagnostik, elektromedik. Sejak tahun 1978, susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Jiwa Pusat Lawang diatur oleh SK. Menkes RI. No. 135/Men.Kes/SK/IV/1978.

Pada tahun 1998 – 2005 telah dibangun 3 gedung utama berlantai tiga untuk mendukung terwujudnya sistem pelayanan terpadu.Dengan tersedianya fasilitas tersebut diatas, maka kebutuhan pasien dan masyarakat terhadap pelayanan serta akses informasi dapat lebih cepat dan efisien.


Disamping peningkatan sarana fisik tersebut juga diikuti dengan peningkatan kwalitas SDM melalui program pendidikan berkelanjutan dan penyelenggaraan berbagai training, termasuk penyelenggaraan penelitian pelayanan kesehatan jiwa.

Dalam perkembangannya pelayanan kesehatan tidak hanya menangani gangguan mental, tetapi juga melayani kasus umum sederhana, kasus narkoba, pemeriksaan psikologi, gigi, laboratorium, radiologi, dan lain-lain.

Dengan beberapa upaya peningkatan pelayanan yang telah dilakukan, pada usianya yang ke 100 (satu abad) beberapa kendala masih dihadapi seperti kondisi bangunan yang sudah tua, sistem pendukung seperti saluran pipa air, salasar antar ruangan yang kurang berfungsi optimal. Namun demikian kondisi lingkungan, halaman antar ruangan yang luas, sisa lahan yang masih luas merupakan aset yang dapat dikembangkan serta mendukung pelayanan perawatan gangguan mental yang profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Pada bulan Januari 2005 RSJ. dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang berhasil memperoleh Sertifikat ISO 9001 : 2000 dalam bidang Manajemen, Pelayanan RSJ dan Keswamas untuk jangka waktu 3 Tahun sampai dengan Desember 2007, untuk Tahun 2008 telah dilakukan sertifikasi ulang, dan pada tanggal 8 April 2008 telah diterima sertifikat ISO 9001 – 2000 dari Badan Sertifikasi SGS untuk periode 3 tahun kedua.

Tanggal 21 Juni 2007 RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang telah ditetapkan sebagai PPK–BLU penuh sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 284/KMK.05/2007 dan SK Menteri Kesehatan No. 756/Men.Kes/SK/VI/2007 tanggal 26 Juni 2007 tentang Penetapan 15 Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan dengan menerapkan PPK–BLU, kemudian pada tanggal 11 Maret 2008 sesuai dengan SK Menkes 254/Menkes/Per/III/2008 bahwa RSJ. dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang telah ditetapkan Struktur Organisasi dan Tata Kelola yang baru untuk mendukung kinerja sebagai Rumah Sakit dengan Pelayanan Badan Layanan Umum. Tanggal 26 Nopember 2008 RSJ ditetapkan sebagai Rumah Sakit telah memenuhi Standart RS dengan status Akreditasi Penuh dengan sertifikat No : ym.01.01/III/4292/08 oleh Menteri Kesehatan RI.

Tahun 2008 : Terakreditasi Tingkat Penuh Lengkap
Tahun 2010 : Akreditasi RS Pendidikan
Januari 2011 : Resertifikasi ISO 9001-2008
Oktober 2011 : Akreditasi Tim KARS Pusat
Desember 2016 : Akreditasi Tim KARS lulus "Paripurna"
Januari 2017 : kembali ter Akreditasi sebagai RS Pendidikan sampai dengan sekarang.


sebagian siswa-siswi SMK INSAN MULIA YOGYAKARTA foto bersama di depan halaman RSJ. Radjiman W.


URAIAN ATRIBUT VISI RSJ. RADJIMAN WEDIODININGRAT.
  1. Rumah Sakit Jiwa :
    Institusi Pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan jiwa secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat dengan fungsi:
    • Menyelenggarakan pelayanan medis yang meliputi rawat jalan,rawat inap, rawat darurat, perawatan intensif, dan kegiatan pelayanan medis lain.
    • Pelayanan penunjang medis dan non-medis yang meliputi radiologi, farmasi, gizi, rehabilitasi, pemulasaraan jenasah, pemeliharaan sarana rumah sakit, dan penunjang medis lainnya.
    • Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan.
    • Menyelenggarakan pelayanan rujukan.
    • Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
    • Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan.
    • Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
  2. Paripurna :
    Pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
  3. Standar Pelayanan Kelas Dunia :
    Standar Seluruh Pelayanan sebagaimana tercantum dalam uraian misi RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, diberikan sesuai dengan ketentuan Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang terintegrasi pada sistem sertifikasi JCI (Joint Commission Accredited International).
  4. Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan :

    • Masyarakat mampu dan memperoleh kesempatan untuk kehidupan yang sejahtera dari badan, jiwa dan sosialnya yang memungkinkan untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
    • Masyarakat memperoleh kesempatan dan mampu mengembangkan kondisi mental yang sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang , dengan memperhatikan semua segi kehidupan.
    • Masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan target nasional yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan target global yaitu millenium development goals (MDG’s).
    • Pelayanan kesehatan yang diberikan berpihak kepada masyarakat, yang diberikan secara cepat dan tepat oleh team tenaga kesehatan yang profesional yang bersifat transparan dan akuntabel.




NILAI-NILAI ORGANISASI :
BUDAYA KERJA
    • Berpikir kreatif dan inovatif
    • Bersikap cepat tanggap
    • Bertindak tepat dan produktif
Motto : PASTI
P - rofesional, adalah modalku
A - nda puas, adalah tekadku
S - ejahtera bersama, adalah tujuanku
T - eknologi kedokteran mpdern adalah sarana kemajuanku
I - nformasi dan komunikasi adalah alat mempercepat pelaksanaan tugasku


LATAR BELAKANG

SMK merupakan sekolah pilihan favorit yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat luas. Pandangan pesimisme bahwa SM...